Sejakkecil, ia telah diajari ilmu-ilmu keislaman dasar oleh ayahnya sendiri yang juga seorang ulama besar yaitu Sayyid Alawi ibn Abbas al-Maliki (w. 1391 H). Berkat didikan ayahnya tersebut, Sayyid Muhammad Alawi kecil telah mengkhatamkan Al-Qur'an di usia 7 tahun, serta hafal kitab al-Muwaththa' karya Imam Malik di usia 15 tahun. SiapaSayyid Alawi Al-Maliki? Sayyid Alawi bin Abbas Al-Maliki Al-Hasani adalah salah seorang ulama besar Makkah pada abad lalu. Dia telah mengajar berbagai ilmu Islam di Masjidil Haram selama hampir 40 tahun. Ratusan murid dari seluruh dunia berguru kepadanya di Masjidil Haram. Beliau dilahirkan di Makkah pada tahun 1328 Hijriyah. Abuyaprof. Dr. Sayyid Muhammad sebagai seorang terkenal sebagai ulama multi disiplin ilmu keislaman. Beliau tidak saja Hafidz Al-Qur'an, namun faqih, ushuli, muarrikh, muhaddits, penyair, dan musnid. Secara nasab beliau adalah ahlu bait. Rantai keilmuan beliau pun bersambung kepada datuknya, Nabi Muhammad saw. ๏ปฟAbwabulFaroj Sayyid Muhammad Al Maliki Ash Shofwah di Tokopedia โˆ™ Promo Pengguna Baru โˆ™ Cicilan 0% โˆ™ Kurir Instan. Beli Abwabul Faroj Sayyid Muhammad Al Maliki Ash Shofwah di Ernando Febrian Putra. Promo khusus pengguna baru di aplikasi Tokopedia! Download Tokopedia App. Tentang Tokopedia Mitra Tokopedia Mulai biografisayid muhamad al-maliki ra. Sayyid Prof. Dr. Muhammad ibn SayyidAlawi ibn Sayyid Abbas ibn Sayyid Abdul Aziz al-Maliki al-Hasani al-Makki al-Asy'ari asy-Syadzili lahir di Makkah pada tahun 1365 H. Pendidikan pertamanya adalah Madrasah Al-Falah, Makkah, dimana ayah beliau Sayyid Alawi bin Abbas al Maliki sebagai guru agama di sekolah SetelahAs-Sayyid Alwi Al-Maliki wafat, putra beliau As-Sayyid Muhammad tampil sebagai penerus. Disamping mengajar di Masjidi Haram, beliau diangkat sebagai dosen di Universitas King Abdul Aziz- Jeddah dan Univesitas Ummul Qura Makkah bagian ilmu Hadith dan Usuluddin. Abuya As-Sayyid Muhammad Al-maliki dikenal sebagai guru, pengajar dan Beliauadalah Sayyid Muhammad bin Alawi bin Abbas al-Maliki al-Hasani. Beliau lahir di Mekkah pada tahun 1365 H. putra dari ulama besar yang mengajar di Masjidil Haram, Sayyid Alawi Abbas al-Maliki. Tidak di sangsikan lagi, beliau masih keturunan Rasulallah dan nasab beliau masih terkait dengan Sayyidina Hasan, cucu Rasulallah. Suatuketika, As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki atau akrab dipanggil Abuya Sayyid Muhammad berencana pergi ke Madinah untuk berziarah ke makam Rasulullah Muhammad SAW. Rencananya juga ingin mengajak serta istri dan putra-putrinya berziarah ke leluhurnya di Madinah. Keinginan itu juga diutarakan oleh Abuya Sayyid Muhammad kepada keluarganya. SayyidAlwi atau Ammul Faqih (paman dari al-Faqih) yang wafat di Tarim pada 613 H ini memiliki seorang putra bernama Sayyid Abdul Malik. Itu artinya, al-Faqih al-Muqaddam adalah sepupu dari Sayyid Abdul Malik bin Alwi bin Muhammad Shahib Mirbath, kakek kelima Sunan Ampel Surabaya; kakek keenam Sunan Bonang dan Sunan Drajat atau Sayyid Qasim SayyidMuhammad Alawi Al Maliki Selamat Datang Di Pesantren Al-Maliki koncer Di sini pembaca akan menemukan berbagai informasi mengenai Pondok Pesantren Al-Maliki Koncer, Bondowoso. Seluruh Santri. 600. Santri Putra. 900. Santri Putri. Berita Terbaru. Portal Berita Terbaru Pesantren Al-Maliki Koncer. admin April 20, 2022. Taushiyah 9ftgdnO. NWDI Online. Com - Abuya As-Sayyid Muhammad bin As-Sayyid Alawi Al-Maliki Al-Hasani lahir di kota Makkah tahun 1365 H / 1945 M. Pendidikan pertamanya adalah Madrasah Al-Falah Makkah, dimana ayah beliau As-Sayyid Alawi bin Abbas Al-Maliki Al-Hasani sebagai guru agama di sekolah tersebut yang juga merangkap sebagai pengajar di Halaqoh Masjidil Haram Makkah yang tempatnya sangat masyhur dekat As-Sayyid Alawi Al-Maliki wafat, putera beliau Abuya As-Sayyid Muhammad Al-Maliki Al-Hasani tampil sebagai penerus. Disamping mengajar di Masjidil Haram, beliau juga diangkat sebagai dosen di Universitas King Abdul Aziz Jeddah dan Univesitas Ummul Qura Makkah mata kuliah Ilmu Hadits dan lama beliau menjalankan tugasnya sebagai dosen di dua universitas tersebut, sampai beliau memutuskan mengundurkan diri dan memilih mengajar di Masjidil Haram sambil membuka Majlis Taโ€™lim di kediaman beliau kawasan Utaibiyyah Makkah. Tak berapa lama, tempat kediaman beliau pindah ke kawasan Rushoifah As-Sayyid Muhammad bin As-Sayyid Alawi Al-Maliki Al-Hasani lebih suka dipanggil oleh semua santrinya dengan sebutan 'Abuya' daripada dengan sebutan yang lain. Penggilan Abuya ini bertujuan agar hubungan antara guru dan murid tidak sekedar hubungan dhohir tapi juga hubungan batin, seperti hubungan orang tua dengan anaknya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam kitab ุงู„ู…ู†ู‡ุฌ ุงู„ุณูˆูŠ Karangan Alhabib Zen bin Ibrohim bin SmithุขุจูŽุงุคููƒูŽ ุซูŽู„ุงูŽุซูŽุฉูŒ ุฃูŽุจููˆู’ูƒูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐูู‰ ูˆูŽู„ูŽุฏูŽูƒูŽ, ูˆูŽุงู„ู‘ูŽุฐูู‰ ุฒูŽูˆู‘ูŽุฌูŽูƒูŽ ุงุจู’ู†ูŽุชูŽู‡ู, ูˆูŽุงู„ู‘ูŽุฐูู‰ ุนูŽู„ู‘ูŽู…ูŽูƒูŽ ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุฃูŽูู’ุถูŽู„ูู‡ูู…ู’"Bapakmu ada tiga. Pertama Bapak yang dengannya kamu lahir ke dunia. Kedua Bapak yang telah menikahkan anaknya dengan kamu. Ketiga Bapak yang telah mendidik dan memberimu ilmu, dan dia yang paling utama diantara yang lain."Nasab AbuyaNasab Abuya bersambung hingga kepada Baginda Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam dari jalur Sayyidina Hasan bin Ali Karamallahu wajhah. Oleh karena itu, dalam penyebutan nama beliau disematkan nisbat al-Hasani. Mereka adalah anak cucu Baginda Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam, wajib untuk kita muliakan, sebagaimana disebutkan dalam kitab Maulid Ad-Daiba'iy,ุฃูŽู‡ู’ู„ู ุจูŽูŠู’ุชู ุงู„ู’ู…ูุตู’ุทูŽููŽู‰ ุงู„ุทู‘ูู‡ูุฑูู‡ูู…ู’ ุฃูŽู…ูŽุงู†ู ุงู’ู„ุฃูŽุฑู’ุถู ููŽุงู„ุฐู‘ูŽูƒูุฑู"Mereka para Ahlul Bait Nabi adalah manusia suci. Dan ingatlah bahwa mereka adalah para penjaga bumi."Madzhab AbuyaAbuya As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani bermadzhab Imam Malik. Meski demikian, Abuya tidak menyuruh para santrinya untuk mengikutinya Mazhab Imam Malik, kecuali hanya beberapa orang saja, bahkan Abuya sengaja memanggil beberapa Ulama' yang bermadzab Imam Syafi'i untuk mengajari Fikih Madzhab Imam Syafi' AbuyaAbuya As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani sangat tidak suka dengan orang yang fanatik terhadap salah satu aliran atau kelompok. Sebagaimana Abuya juga tidak suka dengan kekerasan dan orang yang keras. Sebagaimana dawuh beliau,ุฃูŽูƒู’ุฑูŽู‡ู ุงู„ุชู‘ูŽุนูŽุตู‘ูุจูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุชูŽุนูŽุตูู‘ุจููŠู’ู†ูŽ, ูˆูŽุงู„ุชู‘ูŽุดูŽุฏู‘ูุฏูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุชูŽุดูŽุฏูู‘ุฏููŠู’ู†Metode Tarbiyah AbuyaMetode Tarbiyah Abuya As-Sayyid Muhammad bin Assayyid Alawi Al-Maliki Al-Hasani di dalam mendidik santri-santrinya tercermin dalam beberapa Kalam Hikmah beliau, antara lainAbuya Lebih Mengutamakan Akhlak daripada ุฃูุนูŽู„ู‘ูู…ู ุงู„ุฃูŽุฎู’ู„ุงูŽู‚ูŽ ูˆูŽ ุงู„ู’ู…ูุฑููˆู’ุคูŽุฉูŽ ู‚ูŽุจู’ู„ูŽ ุงู„ู’ุนูู„ู’ู…ู ูˆูŽ ุงู„ู’ูƒูุชูŽุงุจู"Aku mendahulukan mengajarkan akhlak dan Muru'ah, sebelum mengajarkan ilmu dan kitab."Abuya Lebih Mengutamakan Khidmah daripada ุงู„ู’ุฎูุฏููˆู’ู…ู ุงูŽุญู’ุณูŽู†ู ุนูู†ู’ุฏููŠ ู…ูู†ูŽ ุงู„ุทู‘ูŽุงู„ูุจู ุงู„ู’ู…ูุฌู’ุชูŽู‡ูุฏู"Santri pengkhidmah lebih baik bagiku daripada santri yang giat belajar."Karya AbuyaAbuya As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani termasuk Ulama' produktif yang banyak menghasilkan karya berupa kitab-kitab pedoman Ahlussunnah Waljamaah. Karya-karya Abuya lebih dari 100 kitab, baik yang sudah dicetak ataupun yang masih berupa 'Makhtuthat' manuskrip. Diantara karya Abuya yang sangat masyhur adalah kitab yang berjudul,ู…ูŽููŽุงู‡ููŠู’ู…ู ูŠูŽุฌูุจู ุฃูŽู†ู’ ุชูุตูŽุญู‘ูŽุญู’"Faham-Faham Yang Harus Diluruskan"Amanah AbuyaPada bulan Syawal 1423 H. atau bertepatan dengan Desember 2002 M., Abuya As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani berkunjung ke Malaysia. Dalam kunjungan tersebut, Abuya memberikan amanah kepada murid paling senior, yaitu KH. Muhammad Ihyaโ€™ Ulumiddin agar membuat wadah bagi para ini merupakan usulan pendapat dari Abuya As-Sayyid Ahmad putera beliau. Alhamdulillah, pada hari Rabu tanggal 2 Muharrom 1424 H atau bertepatan dengan 5 Maret 2003 M sebanyak 25 murid beliau berkumpul di kediaman KH. Muhyiddin Nor Pondok Pesantren Darussalam Tambak Madu santri Abuya yang hadir sepakat untuk mewujudkan amanah beliau dalam berdakwah secara berjamaah. Wadah tersebut kemudian dengan diberi nama Haiโ€™ah Ash-Shofwah. Dan pada acara tahunan Musyawarah Nasional Mukernas ke VIII Tahun 2014, diputuskan agar nama organisasi ini ditambah menjadi Hai'ah Ash-Shofwah al-Malikiyah. Hal ini untuk menghindari kerancuan dengan sebuah organisasi yang bernama Yayasan Ash Shofwah yang berpusat di ini kantor pusat Hai'ah Hai'ah Ash-Shofwah al-Malikiyah berada di Jln. Gayungsari Surabaya, sebelah timur Masjid Al-Akbar Surabaya. Organisasi para Alumni Abuya Al Maliki ini sudah memiliki 21 kantor cabang Niqobah di seluruh Indonesia dengan jumlah anggota yang sudah terdata kurang lebih 900 para habaib dan AbuyaDiantara sekian banyak karomah Abuya As-Sayyid Muhammad bin As-Sayyid Alawi Al-Maliki Al-Hasani yang tidak bisa dipungkiri siapapun, adalah doa dan permohonan Abuya kepada Allah,ุฃูŽุชูŽู…ูŽู†ู‘ูŽู‰ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุงูŽู†ู’ ูŠูŽู‚ู’ุจูุถูŽ ุฑููˆู’ุญููŠู’ ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุทูู„ุงู‘ูŽุจููŠู’ ูˆูŽ ูƒูุชูุจููŠู’ ูˆูŽ ุงูŽู†ูŽุง ุตูŽุงุฆูู…ูŒ"Saya memohon kepada Allah agar ruhku dicabut ketika saya berada di tengah santri-santri dan kitab-kitabku, dan saya dalam keadaan berpuasa."Abuya As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani wafat hari jumat tanggal 15 Romadhon 1425 H. atau 30 Oktober 2004 M. Beliau wafat di kamar beliau yang penuh dengan kitab-kitab dan ditunggui oleh para santri kita sebagai santri dan pecinta Abuya Al-Maliki selalu mendapat barokah dan Madad Abuya Al-Maliki. Alfatihah....ุงู„ู„ู‡ู… ุตู„ ุนู„ู‰ ุณูŠุฏู†ุง ู…ุญู…ุฏ ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ูˆุณู„ู… ๏ปฟKisah ini disampaikan oleh Al-Habib Sholeh Alaydrus seusai membaca tahlil kemudian diceritakan lagi oleh Al-Habib Quraisy Baharun Pimpinan Ponpes As-Shidqu Kuningan kepada jamaahnya. Dikisahkan, Sayyid Alawi Al-Maliki , seorang ulama besar Makkah ayah Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki memiliki sebuah rumah peristirahatan yang besar dan indah di kawasan Mina di pinggiran Kota Makkah. Kebetulan rumah itu berdampingan dengan sebuah suatu ketika beliau sekeluarga hendak pergi mengunjungi rumah tersebut. Setibanya di sana, keluarga beliau, istri dan anak-anaknya segera masuk ke dalam rumah, namun Sayyid Alawi tidak masuk. Beliau lebih tertarik dengan pemandangan yang ganjil ketika ia melihat para murid sekolah di samping rumahnya semua belajar di luar ruangan. Kursi dan papan tulisnya pun berada di luar ruangan. Maka beliau pun mendatangi mereka dan bertanya ada hal apa gerangan sampai para murid harus belajar di luar ruangan. Maka para guru dan murid menjawab bahwa gedung sekolah mereka sudah habis masa kontraknya dan mereka harus keluar hari itu juga dan tak tau tahu harus kemana. Seketika Sayyid Alawi bergegas kembali ke keluarganya yang sedang bersiap-siap untuk beristirahat di rumah mereka. Beliau berkata kepada anak istrinya, "Mari kita pulang, rumah ini bukan rumah kita lagi. Saya mewaqafkannya untuk madrasah sebelah yang lebih membutuhkan". Dan mereka pun pulang. Berlalulah beberapa waktu sampai akhirnya sepeninggal Sayyid Alawi, putra beliau Sayyid Abbas bertanya kepada abangnya Sayyid Muhammad Al-Maliki, "Kenapa ayah kita mewaqafkan rumah yang demikian indah dan luas kepada madarasah sedangkan saya sendiri anaknya belum punya rumah?Demikian terus menerus setiap bertemu Sayyid Abbas selalu menanyakan hal itu tanpa sekalipun dijawab oleh Sayyid Muhammad. Hingga suatu malam Beliau Sayyid Abbas bermimpi berjumpa Ayah Beliau Sayyid Alawi yang didapatinya sedang berada dalam kenikmatan alam kubur. Ayahnya berada di tempat yang indah dan jamuan makan yang luar biasa megahnya. Maka sang ayah berkata kepada Sayyid Abbasู‡ุฐุง ู…ู† ุจุฑูƒุฉ ุงู„ุจูŠุช ุงู„ูŠ ููŠ ู…ู†ู‰ ูŠุง ุนุจุงุณArtinyaIni semua berkah rumah yang aku wakafkan di Mina Ya Abbas. Maka ketika bangun, beliau sangat gembira dan paginya bergegas menuju rumah sang kakak Sayyid Muhammad Al-Maliki untuk menyampaikan mimpi tersebut. Ssampainya di sana sambil mendendangkan syair-syair maulid sebagai mana kebiasaan beliau ketika gembira beliau memasuki halaman kediaman sang kakak. Tiba-tiba dari jendela tingkat atas Abuya Sayyid Muhammad menyambut kedatangan adiknya sambil senyum berkataู‡ุฐุง ู…ู† ุจุฑูƒุฉ ุงู„ุจูŠุช ุงู„ูŠ ููŠ ู…ู†ู‰ ูŠุง ุนุจุงุณIni semua berkah rumah yang aku wakafkan di Mina Ya Abbas. Subhanallah, demikian kisah ulama yang mendermakan hartanya di jalan Allah. Hikmah yang bisa kita petik adalah kebenaran janji Allah atas ganjaran orang-orang yang mengeluarkan hartanya di jalan Sayyid Alawi Al-Maliki?Sayyid Alawi bin Abbas Al-Maliki Al-Hasani adalah salah seorang ulama besar Makkah pada abad lalu. Dia telah mengajar berbagai ilmu Islam di Masjidil Haram selama hampir 40 tahun. Ratusan murid dari seluruh dunia berguru kepadanya di Masjidil Haram. Beliau dilahirkan di Makkah pada tahun 1328 Hijriyah. Hafal Al-Qur'an ketika berusia 10 tahun dan menjadi imam salat tarwih di Masjidilharam. Sayyid Alawi Al-Maliki selalu mengenakan jubah, serban imamah dan burdah atau rida yang biasa digunakan dan dikenakan Asyraf Makkah. Raja Faisal tidak akan membuat apa-apa keputusan berkaitan Makkah melainkan setelah meminta nasihat Sayyid Alawi. Beliau wafat pada tanggal 25 Shafar 1391 Hijriyah atau tahun 1971. Pemkaman Beliau merupakan yang terbesar di Makkah sejak seratus tahun. Dalam tempo 3 hari sejak pemakaman Beliau, Stasiun Radio Saudi hanya menyiarkan bacaan Al-Qur'an, sesuatu yang tidak pernah dilakukan melainkan hanya untuk Beliau. Semoga Allah Ta'ala merahmatinya.rhs Beliau juga sering di sebut dengan julukan "Al-Muwaththa' berjalan", karena beliau hafal kitab al-Muwaththa' Imam Malik sejak umur 15 tahun. โ€ฆ Beliau adalah Sayyid Muhammad bin Alawi bin Abbas al-Maliki al-Hasani. Beliau lahir di Mekkah pada tahun 1365 H. putra dari ulama besar yang mengajar di Masjidil Haram, Sayyid Alawi Abbas al-Maliki. Tidak di sangsikan lagi, beliau masih keturunan Rasulallah dan nasab beliau masih terkait dengan Sayyidina Hasan, cucu Rasulallah. Kecerdasan Sayyid Mahammad Alawi sudah ketara mulai masih kecil. Sudah dapat menghafal al-Qur'an ketika masih berusia 7 tahun dan sudah menghafal kitab hadits al-Muwaththa karya Imam Malik saat beliau berumur 15 tahun. Dan pada saat beliau berumur 25 tahun, beliau meraih gelar doktor ilmu hadits dengan predikat mumtaz excellent di bawah bimbingan ulama besar Mesir, Prof. Dr. Muhammad Abu Zahrah. Rihlah ilmiyyah beliau cukup panjang dan luas di bawah bimbingan ulama-ulama shalihin yang amilin. Usia ke-26, beliau di kukuhkan sebagai guru besar ilmu hadits pada Universitas Ummul Qura, Makkah, Arab Saudi. Dan pada tanggal 2 Shafar 1421/ 6 Mei 2000 beliau di anugrahi gelar ustadziyyah atau professor dari Universitas al-Azhar asy-Syarif Kairo Mesir. Dan ini semua adalah prestasi luar biasa dan kebanggaan bagi pendudukk Kerajaan Arab Saudi, yang memang layak di capai putra ulama besar se keliber Sayyid Alawi al-Maliki. Pada tahun 1974, setahun setelah ayahandanya wafat, Sayyid Muhammad Alawi membuka pesantrennya di Utaibiyyah bersama dengan adik kandungnya, Sayyid Abbas. Namun pesantren tersebut akhirnya di pindah ke kawasan yang lebih luas tapi agak jauh dari Masjidil Haram, di pinggiran selatan kota Makkah di daerah Rusyaifah, yang kemudian di beri nama jalan al-Maliki. . Sebagai ulama besar, perjalanan hidupnya juga di penuhi onak dan duri ujian hidup seperti jejak ulama-ulama shalih pendahulunya. Pada tahun 80-an terjadi perselisihan antara beliau dengan beberapa ulama Wahhabi yang di sokong oleh Kerajaan Arab Saudi. Beliau di tuduh sesat, penyebar bid'ah dan khurafat. Beliau kemudian di kucilkan, hingga pernah mengungsi ke Madinah selama bulan Ramadhan. . Perselisihan tersebut semakin meruncing, namun akhirnya berhasil di cari jalan tengah dengan melakukan dialog atas rekomendasi atau saran dari Mufti Wahhabi yang kebetulan berseberangan pemikiran dan sangat membenci Sayyid Muhammad Alawi, yaitu Syaikh Abdul Aziz bin Baz . Dalam dialognya, Sayyid Muhammad Alawi beradu argumen dengan kuat saat berhadapan dengan ulama mantan Hakim Agung Arab Saudi, Syaikh Abdullah bin Mani'. . Dalam dialog atau perdebatan dengan ulama Wahhabi yang di tayangkan TV setempat DIMENANGKAN oleh Sayyid Muhammad Alawi dan beliau kian mendapat simpati. Konon, diam-diam keluarga Kerajaan Arab Saudi pun sebenarnya berpihak pada Sayyid Muhammad Alawi, namun takut jika di ketahui mayoritas penganut Wahhabi. Syaikh Abdullah bin Mani' kemudian menerbitkan catatan dialognya dalam bentuk kitab yang di beri judul Hiwar Ma'a al-Maliki Liraddi Munkaratihi wa Dhalalatihi Dialog dengan al-Maliki untuk menolak kemungkaran dan kesesatannya, sebuah kitab yang sekarang di 'gandrungi' dan di jadikan referensi penganut Wahhabi di Indonesia untuk mencabik-cabik Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki dan pengiku-pengikutnya, terutama dari keluarga Pondok Pesantren Wahhabi, Al-Furqon, Sedayu Gresik Jatim. . Sayyid Muhammad kemudian juga menerbitkan kitab terkenalnya, Mafahim Yajibu an Tushahhah Faham-Faham Yang Harus Di Luruskan. Kitab beliau ini mendapat sambuatan dan pengakuan luar biasa dari ulama-ulama besar di seluruh pelosok penjuru dunia. Lebih dari 40 ulama besar dunia ikut memberikan kata sambutan pada kitab tersebut. Selain dari pada itu, ulama-ulama Mesir, Tunisia, Kuwait dan sebagainya telah membuat pembelaan terhadap Sayyid Muhammad baik dengan tulisan maupun lisan. Kitab populer tersebut kemudian menjadi andalan segenap pengikut Ahlussunnah dalam mempertahankan pluralitas aliran di Tanah Suci Mekkah. . Namun ulama Wahhabi ternyata tidak berhenti begitu saja. Setelah Sayyid Muhammad Alawi menerbitkan kitabnya, Mafahim, ulama Wahhabi lain yang pernah menjabat sebagai Menteri Agama Arab Saudi, Syaikh Shalih bin Abdul Aziz alu Syaikh menulis kitab yang menghantam pemikiran Sayyid Muhammad Alawi tersebut dengan judul Hadzihi Mafahimuna Ini adalah Faham-Faham Kami. Kitab ini juga menjadi referensi utama kelompok Wahhabi di Indonesia. Di Pondok Pesantren Wahhabi al-Furqan Sedayu Gresik, di terbitkan buku yang tidak selayaknya di tulis dengan judul Mengenal Lebih Dekat 'Syaikh'nya Nahdhatul Ulama, sebuah buku yang mengkritik dan menjelek-jelekkan keturunan Rasulallah Saw, yaitu Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki dan sangat melukai hati warga Nahdhiyyin. Kemudian, sebagai ulama yang ikhlas dan selalu berharap ridha dari Allah, Sayyid Muhammad Alawi pun mengajak kembali berdialog untuk mempersatukan persepsi dan pemahaman, namun ajakan tersebut tak tersambut. Hanya selang 10 tahun berikutnya, di laksanakan dialog Nasional ke-2 di Makkah Mukarramah tepat pada tanggal 5-9 Dzul Qa'dah 1424 H. yang di prakarsai oleh Amir Abdullah bin Abdul Aziz. Dialog tersebut di adakan untuk mencari solusi tepat pasca terjadinya serangan pengeboman oleh kelompok teroris di Riyadh yang di sinyalir akibat dari buah melegalkan ektrimisme takfir dari kelompok-kelompok yang menisbatkan dirinya Salafiyyah. Meski di anggap terlambat oleh Sayyid Muhammad Alawi, namun beliau tetap menyambut gembira ajakan di alog tersebut. . Prilaku dzalim lain yang dialami Sayyid Muhammad Alawi adalah beliau pernah di keluarkan dari mengajar di Masjidil Haram oleh kelompok-kelompok Wahhabi. Namun semua itu di hadapi dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Dan setelah di keluarkan dari mengajar di Masjidil Haram tersebut, beliau mengajar di kediaman beliau di jalan Alawi, Rushaifah, Makkah. Selain beliau adalah ulama panutan segenap muslimin ahlussunnah wal jama'ah, beliau juga aktif di bidang dakwah yang di gelar Rabithah Alam al-Islami Liga Dunia Islam dan Muktamar Alam Islami Organisasi Konferensi Islam atau OKI. Beliau juga termasuk salah satu ulama Islam yang aktif dan produktif dalam hal menulis kitab dalam berbagai tema, baik yang bermuatan da'wah, hadits, nasehat, sirah Nabawiyyah dan lain-lain. Berikut adalah daftar kitab-kitab yang di tulis oleh beliau 1. Al-Dzakhair al-Muhammadiyyah 2. Al-Mukhtar min Kalam al-Akhyar 3. Fadl al-Muwaththa' wa 'inayah al-Ummah al-Islamiyyah bih 4. Al-Insan al-Kamil 5. Al-Manhal al-Lathif fi Mushthalah al-Hadits 6. Al-Qawaid al-Asasiyyah fi Mushthalah al-Hadits 7. Al-Qawaid al-Asasiyyah fi Ulum al-Qur'an 8. Al-Hajj 9. Al-Muslimun Baina al-Waqi' wa al-Tajribah 10. Al-Musytasyriqun Baina al-Inshaf wa al-'Ashabiyyah 11. Wahuwa fi al Ufuq al-A'la 12. Al-Anwar al-Bahiyyah 13. Nidham al-Usrah 14. Labaik Allahumma Labaik 15. Haula Khashaish al-Qur'an 16. Zubdah al-Itqan fi Ulum al-Qur'an 17. Qul Hadzihi Sabili 18. Fi Sabili al-Hadyi wa Rasyad 19. Fi Rihabi Bait al-Haram 20. Kasyf al-Ghummah 21. Al-Qudwah al-Hasanah 22. Mafhum at-Thathawwur wa at-Tajdid fi as-Syari'ah al-Islamiyyah 23. Haula al-Ihtifal bi al-Maulid an-Nabawi 24. Al-Ziarah an-Nabawiyyah 25. Khashaish al-Ummah al-Muhammadiyyah 26. At-Tahdzir min al-Mujazafah bi at-Takfir 27. Adzkar Nabawiyyah wa Ad'iyyah Salafiyyah. 28. Al-Hushun al-Mani'ah 29. Dzakariyyat wa Munasabat 30. Ad-Da'wah al-Ishlahiyyah 31. Tarikh al-Hawadits wa al-Ahwal an-Nabawiyyah 32. Mukhtashar Sirah ar-Rasul 33. Syari'ah Allah al-Khalidah 34. Syarah Mandlumah al-Waraqat fi Ushul al-Fiqh 35. Fath al-Qarib al-Mujib 'ala Tahdzib at-Targhib wa at-Tarhib 36. Ma La 'Ainun Ra'at 37. Anwar al-Masalik 38. Waqi'iyyat at-Tarbiyah al-Islamiyyah 39. Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah 40. Al-Muwaththa' bi Riwayat Ibn al-Qasim 41. Mafahim Yajib an Tushahhah 42. At-Thali' as-Sa'id 43. Huwa Allah 44. Abwab al-Faraj 45. Manhaj as-Salaf fi Fahm an-Nushush 46. Al-Ghuluw makalah pada debat Nasional ke-2 di Makkah Mukarramah Banyak orang yang menyebut Sayyid Muhammad Alawi sebagai al-allamah seorang yang sangat mengetahui ilmu agama atau ulama besar. Bahkan, Syaikh Muhammad Sulaiman Faraj, seorang ulama Makkah, menyebutnya al-arif billah wali. Beliau juga sering di sebut dengan julukan 'Al-Muwaththa' berjalan' kerena beliau hafal kitab al-Muwaththa' Imam Malik sejak umur 15 tahun. Akhlak beliau juga patut di tiru oleh segenap muslimin. Di tengah derasnya cacian, hinaan, pengkafiran, hujatan dan pensesatan dari ulama Wahhabi dan pengikutnya, beliau dengan tetap sabar dan tegar menerimanya, bahkan tak satupun kata beliau menghina balik terhadap musuh-musuhnya yang amat kejam dan tidak bertata krama Islam sama sekali, baik lewat lisan atau tulisan. Lihatlah kitab Mafahim Yajibu an Tushahah yang dengan hati ikhlas dan mengharap ridha dari Allah, beliau dengan santun dan tak satupun mencantumkan tulisan yang berbau menghina seseorang. Bahkan dalam mukaddimahnya, beliau menulis "Kami berlindung kepada Allah dari apabila kami termasuk dari orang-orang yang belajar ilmu karena tujuan beredebat dengan sombong atau mujadalah, sebagaimana sabda Rasulallah Saw. "Barang siapa mencari ilmu yang ilmunya akan di gunakan untuk mendebat orang-orang bodoh dengan sombong atau menyombongi ulama atau supaya orang-orang datang berduyun-duyun kepadanya, niscaya Allah akan memasukkan dia ke neraka" HR. at-Tirmidzi dan lain-lain. Dan kitabku ini sama dengan kitab-kitab lain yang menerima untuk di perbaiki dan di murajaah kembali. Dan aku โ€“dengan anugrah dari Allahโ€“ mengakui hal itu di setiap karya-karyaku yang sudah aku tulis. Dan aku juga menulis di setiap akhir tulisan kitabku sungguh aku memohon taufiq dan kebenaran dari Allah dalam setiap yang aku tulis. Apabila isinya benar, maka itu semata-mata dari Allah, dan jika salah, maka itu dari aku pribadi dan ijtihadku. Dan aku berharap dari setiap orang yang melihat tulisanku untuk memberikan petunjuk irsyad dan menunjukkan kesalahan-kesalahku" Sungguh sebuah sikap tawadhu', inshaf dan penuh keikhlasan yang di tunjukkan ulama besar panutan Islam. Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki. Semoga Allah meridhainya! Beliau wafat tepat pada hari Jum'at yang barakah, tanggal 15 Ramadhan 1425 H. dan di makamkan di Jannataul Ma'la dekat dengan makam Sayyidah Khadijah al-Kubra, istri Rasulallah. . Dan alhamdulillah, sebelum beliau wafat, Allah telah memperlihatkan kejayaan dakwah dan tarbiyah beliau dengan lunturnya sedikit demi sedikit faham ekstrim Wahhabi dan beliau mendapat pengakuan yang selayaknya dari Kerajaan Saudi. .